Hikmah - 1 Amalan Dhahir dan Suasana Hati
مِنْ عَلَامَات الْاِعْتِمَادِ عَلَى الْعَمَلِ نُقْصَانِ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُوْدِ الْزَّلَلِ
Artinya
Sebagian tanda dari bergantung kepada amal, adalah kurangnya harapan kepada Allah ketika terjadi kesalahan / dosa
Penjelasan
Imam Ibnu Athoillah memulai hikmah pertamanya seraya mengajak kita untuk merenungi akan hakikat amal.Amal terbagi menjadi dua jenis yaitu amal dhahir dan amal batin. Setiap orang bisa saja melakukan amal dhohir yang sama, namun suasana hati yang berhubungan dengan amal tersebut tidak akan sama.
Jika amalan dhahir mempengaruhi suasana batin/hati, maka hati tersebut bergantung kepada amal dhahir.Jika hati dipengaruhi amalan hati, maka hati tersebut bersandar kepada amal walaupun hanya dalam hati.
Hati yang terbebas dari sandaran amal manapun baik amal dhahir maupun batin,adalah hati yang bergantung dan bersandar kepada Allah SWT dan menyerahkan sepenuhnya kepada Nya.Hati yang demikian tidak akan menjadikan amal sebagai alat tukar untuk mendapatkan sesuatu.
Orang seperti ini tidak akan membatasi kekuasaan dan kemurahan Allah supaya tunduk pada kemauan manusia.
Allah yang maha berdiri sendiri berbuat sesuatu sesuai dengan kehendakNya sendiri tanpa dipengaruhi oleh fihak fihak lain.Oleh karena itu orang yang arif tidak akan menjadikan amal sebagai posisi tawar dengan tuhanNya atau memaksa Allah untuk tunduk dengan kemauan manusia.
Manusia yang bersandar kepada amalan dhohir maka orientasinya adalah keuntungan duniawi, sedangkan manusia yang bersandar kepada amalan batin maka orientasinya adalah keuntungan ukhrowi. Kedua duanya meyakini bahwa amalnya menentukan apa yang akan diperolehnya baik di dunia maupun di akhirat.
Keyakinan seperti itu yang membuat kurangnya bergantung semata mata hanya kepada Allah SWT. Maka setiap orang bisa menilai sejauh mana kebergantunganya kepada Allah ataukah kepada amal perbuatan baik dhohir maupun batin.
Maka kita bisa melihat hati kita ketika terperosok ke dalam kesalahan / dosa . Jika dosa tersebut membuat kiat berputus asa berarti kita masih bergantung kepada amal dan putus asa akan rahmat dan pertolongan Nya.Itulah tanda lemahnya bergantung hanya kepada Allah.
Firman Allah dalam surah Yusuf : 87
Wahai anak anaku pergilah dan cari berita tentang Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) dan janganlah kalian berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari pertolongan Allah melainkan golongan orang orang kafir .
Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang beriman semata mata bergantung hanya kepada Allah dalam keadaan apapun.Bergantung kepada Allah tidak membuat hati putus asa dalam menghadapi tantangan hidup.Terkadang apa yang diharapkan dan diinginkan tidak membuahkan hasil apapun bukan berarti tidak menerima pemberian dari Allah.
Sesuatu yang kita sukai belum tentu baik buat kita begitu pula sesuatu yang kita benci belum tentu jelek buat kita. Karena kita tidak tahu sedangkan Allah Maha Tahu atas segala sesuatu.
Keyakinan yang demikian membuat orang beriman tabah menghadapi tantangan dan cobaan serta ujian hidup dan tidak pernah putus asa.Dan mereka yakin jika segalanya disandarkan kepada Allah maka segala amalnya tidak akan sia sia karena amal adalah bagian dari perintah Allah.
Wallau a'lam
Hikmah - 2 Maqom Asbab dan Maqom Tajrid
اِرادَاتُكَ التَّجْرِيد مَعَ اِقَامَةِالّلهِ اِيَّاكَ فِى الْاَسْبَابِ مِنَ الشَّهْوَةِ الْخَفِيَّةِ ، وَاِرَادَتُكَ الْاَسْبَابَ مَعَ اِقَمَةِاللّهِ فِى التَّجْرِيْدِ اِنْحِطَاطٌ عَنْ الْهِمَّةِ الْعَلِيَّةِ
Artinya
Keinginanmu untuk ber-Tajrid ( Mengkhususkan ibadah dan meninggalkan usaha mencari rejeki) sedangkan Allah menempatkanmu di dalam al-asbab ( sebab akibat , melakukan usaha mencari rejeki) adalah termasuk ke dalam syahwat yang tersembunyi.
Dan keinginamu ke dalam maqom Al-asbab sedangkan Allah menempatkanmu ke dalam maqom Tajrid, adalah suatu penurunan himmah atau semangat yang tinggi.
Penjelasan
Allah SWT. telah menciptakan sistim sebab akibat di dunia ini dengan sangat rapinya .Yang selanjutnya manusia menyusun sistim dalam kehidupanya berdasarkan akal , panca indera serta rasa yang telah dibekalim oleh Allah untuk mengatur bumi ini sebagai Khalifah.
Maka dengan penelitian hukum Allah (Sunnatullah) tersebut , manusia mampu menemukan berbagai macam penemuan ilmu dan pengetahuan seperti Ilmu Falak (Astronomi, Ilmu kedokteran, Matematika (Ilmu Hisab), Thnologi dan sebagainya. Yang kesemuanya itu untuk kemaslahatan dan kebaikan manusia. Sistim sebab akibat inilah yang telah menjadi sandaran perjalanan manusia.
Namun dengan penyandaran hukum sebab akibat ini,kadang membuat manusia menjadi lalai akan peran Allah swt. dalam kehidupanya. Sehingga menyebabkan manusia bergantung kepada amalnya dan lupa akan siapa yang menciptakan sebab akibat tersebut.
Manusia yang mengandalkan kekuatan sebab untuk mendapatkan akibat ( hasil ) itu yang dinamakan ahli asbab.
Perjalanan hukum sebab akibat sering membuat manusia lupa akan kekuasaan Allah .
Mereka melakukan sesuatu dengan penuh keyakinan bahwa akibat akan lahir dari sebab seolah olah allah tidak ikut campur dalam urusan mereka itu.Maka disitulah terselip kesyirikan tanpa disadarinya . Itulah Syirik yang tersembunyi , padahal syirik adalah dosa besar.
Keyakinan penuh pada hukum sebab akibat seolah olah Taqdir Allah telah diruntuhkan dan tidak berlaku . Hal itu sama bahayanya dengan para penyembah berhala. Maka disitulah Allah telah mengutus para Nabi dan Rasul dengan mukjizatnya guna merombak pemikiran dan keyakinan penuh kepada hukum sebab akibat .Nabi dan Rasul mengajarkan dan mengenalkan Pencipta sebab akibat yaotu Allah Maha Pencipta segala galanya. Dengan begitu manusia dikenalkan kepada Allah yang hanya kepada Nya lah tempat bersandar dan bergantung serta harapan .Sehingga akan selamat dari kesyirikan sebab akibat .
Selama manusia hidup di muka bumi ini maka dia tidak mungkin terlepas dari sistem sebab akibat yang diciptakan allah. Firman Allah dalam surat Al-Hadid : 1 & 2 yang artinya :
Segala sesuatu yang ada di langit dan bumi bertasbih kepada Allah , dan Dialah yang Maha Kuasa , lagi Maha Bijaksana. Hanya Dialah yang menguasai langit dan bumi , dia menghidupkan dan mematikan,Dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Orang yang menyadari kekuasaan Allah dalam bentuk hukum sebab akibat tadi dan meletakan kebergantunganya hanya kepada Allah dan tidak bergantung kepada amal maka orang tersebut dinamakan ahli tajrid .
Ahli tajrid melakukan amal sebagaimana ahli asbab yang mengikuti sunnatullah yaitu hukum sebab akibat , namun perbedaanya adalah penyaksian dalam hati .
Ahli asbab berkeyakinan pada sebab akibat sedangkan ahli tajrid berkeyakinan melakukan amal sebagaimana yang diperintah Allah mengikuti sebab akibat dan hasilnya berharap penuh dari Allah.
Sebuah ungkapan mengatakan :
Memungkiri hukum sebab akibat adalah suatu kebodohan sedangkan bergantung kepada hukum sebab akibat adalah Syirik .
Wallau a'lam
Hikmah - 3 Dinding Takdir
سَوَابِقُ الْهِمَمِ لَا تَخْرِقُ اَسْوَارَ الْأَقْدَارِ
Artinya
Kekuatan semangat tidak akan bisa menghancurkan dinding dinding Takdir
Penjelasan
Pandangan manusia terhadap taqdir kadang tertutupi oleh sistim atau hukum sebab akibat.Keberadaan diri seseorang merupakan perantara utama daripada tertutupnya pandangan taqdir itu sendiri. Hasrat , keinginan , kemauan, cita cita, harapan, kehendak, semangat, akal fikiran dan sebagainya, bisa saja menutupi hati dari melihat kekuasaan, urusan dan taqdir Allah atas dirinya. Sehingga yang lahir adalah nafsu. Nafsu melahirkan semangat,angan angan, cita cita, keinginan dan hasrat serta kehendak.Kemudian nafsu akan memperalat akal untuk melaksanakan dan mewujudkan keinginanya. Kebanyakan nafsu cenderung kepada hal hal yang negatif. Sedangkan hati / qolbu cenderung kepada hal hal yang positif. Orang yang beriman senantiasa akal fikirannya cenderung dikendalikan oleh qolbu. Selama qolbu bisa mengendalikan akal maka buahnya adalah Iman .
Untuk memperoleh suasana penyerahan diri secara total kepada Allah, maka nafsu harus ditundukan terlebih dahulu.Sehingga akal akan menyadari akan kelemahanya di hadapan Taqdir .Nafsupun mesti menerima hakikat kelemahan akal dalam hal tersebut dan ikut tunduk bersama sama .Setelah nafsu dan akal bisa ditundukan maka hati akan menjadi panglima yang memberi komando terhadap akal , sehingga akan tertanam keimanan dan suasana kepasrahan terhadap taqdir Allah.
Firman allah dalam surah Al-Hadid : 22
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan ( tidak pula ) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab ( Lauh Mahfud ) sebelum Kami menciptakanya. sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
Dinding taqdir selalu mengelilingi segala sesuatu yang telah Allah ciptakan. Tidak ada yang mampu dan sanggup menembus dinding dinding tersebut. Tidak ada kekuatan dan daya upaya , melainkan telah ditetapkan dalam ketentuan taqdir Allah.
Usaha dan upaya serta amal adalah wajib karena itu adalah perintah Allah namun hanya Allah lah yang menentukan segalanya .
Wallahu A'lam
Hikmah - 4 Allah Maha Pengatur
أَرِحْ نَفْسَكَ مِنَ التَّدْبِيرِ فَمَا قَامَ بِهِ غَيْرُكَ لا تَقُمْ بِهِ لِنَفْسِكَ
Artinya
Tenangkanlah hatimu dari urusan pengaturan, karena apa yang diatur oleh selain kamu akan urusan dirimu tidak perlu engkau ikut campur tangan
Penjelasan
Ada dua cara pendekatan bertauhid, pertama dengan pendekatan akal kedua dengan pendekatan hati.. Wilayah akal meliputi segenap Ilmu dan Pengetahuan yang ada di dunia ini .Ilmu bertugas membuktikan kebenaran apa yang diimani.Manakala wilayah akal sudah tidak menemukan jawaban , maka pendekatan hati atau qolbu sangat berperan di sini. Iman kepada Qadha dan Qadar tidak cukup dengan akal saja , namun hati yang lebih banyak berperan .
Iman kepada Qada dan Qodar adalah termasuk perkara yang gaib, perkara yang goib dapat disaksikan melalui bashiroh / mata hati .Mata hati pun tidak bisa melihat selama masih terhijab dengan nafsu.Nafsu adalah kegelapan dari hal gaib,kegelapan nafsu akan menutup sedangkan mata hati memerlukan cahaya gaib untuk melihat perkara yang gaib. Itulah cahaya ruh, karena ruh adalah urusan Allah , yang akan bersinar oleh sesuatu yang berkaitan dengan Allah SWT.
Firman Allah dalam surah An-Nur : 35
Yang artinya : Allah adalah cahaya bagi semua langit dan bumi
Keimana yang tertanam dalam hati , membuat jiwa tenang tidak terombang ambingkan oleh bujukan nafsu. Sehingga dengan kepasrahan total kepada Allah setiap langkah dan upaya serta amal dilakukan atas dasar " LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH "
Wallahu A'lam
Hikmah - 5 Mata Hati yang Buta
إِجْتِهَادُكَ فِيْمَْا ضُمِنَ لَكَ وَتَقْصِِيْرُكَ فِيْمَا طُلِبَ مِنْكَ دَلِيْلٌ عَلَى إِنْطِمَاسِ الْبَصِيْرَةِ مِنْكَ
Artinya :
Kegigihan usahamu untuk memperoleh apa apa yang telah dijaminkan untukmu, di samping kelalaianmu pada hal hal yang dituntut atasmu, adalah suatu bukti terhapusnya penglihatan mata hati darimu
Penjelasan
Mata hati yaitu penglihatan hati atau kemampuan hati untuk mengenal apa yang dimiliki oleh hati. Sisi batin yang dimiliki oleh setiap manusia mempunyai bentuk yaitu Qalbu atau hati. Hati yang dimaksud di sini bukanlah seonggok danging atau gumpalan darah yang terdapat dalam tubuh manusia.Dia adalah hati rohani , bukan perkara materi namun merupakan perkara gaib yang dinamakan Latifah Rabbaniyah atau Rahasia Tuhan. Jika hati bersih dan suci maka dia bisa mengenal Tuhan, karena hati merupakan sentral dari pada Ruh, sedangkan Ruh adalah urusan Allah.
Mata dhahir berfungsi untuk melihat, mengenal dan membedakan hal hal yang bersifat nyata dan kongrit sedangkan mata Hati berfungsi untuk mengenal hakikat segala sesuatu yang dilihat mata dhahir.
Mata hati yang hanya mampu melihat perkara perkara yang bersifat materi saja, maka dia masih terhijab. Sedangkan mata hati yang bisa mengungkap makna dan hakikat segala sesuatu dan terkembali kepada Allahdi situlah mata hati bisa melihat.
Firman Allah dalam surat ; Al-Mukmin : 13 yang artinya,
Dia lah yang memperlihatkan kepadamu tanda tanda ( kekuasana Nya ) dan menurunkan untukmu rezeki dari langit .Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang orang yang kembali ( kepada Allah )
Wallahu A'lam
Hikmah - 6 Makna Doa
لاَ يَكُنْ تَأَخُّرُ أَمَدِ الْعَطَاءِ مَعَ الإلْحَاحِ فِى الدُّعَاءِ مُوجِبًا لِيَأْسِكَ فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الإجَابَةَ فِيْمَا يَخْتَارُ لَكَ لاَ فِيْمَا تَخْتَارُ لِنَفْسِكَ فِى الْوَقْتِ الَّذى يُرِيْدُ لاَ فِى الْوَقْتِ الَّذِى تُرِيْدُ
Artinya
Janganlah karena kelambatan pemberian karunia dari Allah sedangkan engkau telah bersungguh sungguh berdoa, membuat kamu berputus asa. Sebab Allah telah menjamin untuk mengabulkan semua doa, menurut apa yang dipilihNya untuk kamu , bukan menurut kehendakmu, pada waktu yang ditentukan oleh Nya bukan waktu yang kamu tentukan.
Penjelasan
Doa merupakan permohonan dan permintaan yang kita harapkan kepada Allah, sekaligus merupakan perintah Allah karena doa adalah ibadah.Sebagaimana sabda Nabi s.a.w " Doa adalah otaknya ibadah ".
Tidaklah sulit bagi Allah untuk mengabulkan apa yang kita mohonkan.Sekiranya Allah memberi semua apa yang ada di langit dan bumi, hal itu tidaklah akan mengurangi kekayaan Allah s.w.t. Begitu pula andaikan Allah menahan pemberian Nya, hal itu pun tidak akan menambah kekayaan dan kemuliaan Nya .
Jadi masalah memberi atau menahan tidak akan mempengaruhi ketuhanan Allah s.w.t.
Ketuhanan Allah adalah mutlak, tidak terpengaruh oleh kehendak, keinginan, doa dan amalan hamba hamba Nya.
Firman Allah ; Surah Ibrahim : 27 yang artinya
Dan Allah berkuasa melakukan apa yang Dia kehendaki
Firman Allah ; Surat Al Anbiya : 23 yang artinya,
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat Nya , dan merekalah yang akan ditanyai.
Doa adalah penyerahan seorang hamba kepada Allah, bukan suatu tuntutan .
Maka dengan doa kita menyerahkan segala sesuatu kepada urusan Allah, yang di tangan Nya terletak segala perkara .Maka kita harus menyadari bahwa apa yang kita suka belum tentu baik buat kita , begitu pula apa yang kita tidak suka belum tentu buruk buat kita. Karena Dialah Allah yang Maha Pemurah, Maha Penyayang, lagi Maha Mengetahui.
Wallahu A'lam
(bersambung...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar