Rabu, 17 Oktober 2012

Tanda-Tanda Kiamat Besar Sudah Dekat Menurut Islam


Nabi Muhammad Rasulullah SAW sendiri tidak mengetahui kapan pasti terjadinya hari kiamat tersebut.Rasulullah SAW pernah menyampaikan hadist tentang 10 tanda-tanda jika hari kiamat sudah dekat.

Hadist Nabi Tentang Tanda-Tanda Kiamat Besar Sudah Dekat

Daripada Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra. berkata: “Datang kepada kami Rasulullah saw. dan kami pada waktu itu sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?”. Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari qiamat”. Lalu Nabi saw. bersabda: “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya”. Kemudian beliau menyebutkannya: “Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia kepada Padang Mahsyar mereka”. (H.R Muslim)

Keterangan:

Sepuluh tanda-tanda qiamat yang disebutkan Rasulullah saw. dalam hadis ini adalah tanda-tanda qiamat yang besar-besar, akan terjadi di saat hampir tibanya hari qiamat. Sepuluh tanda itu ialah:

Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit yang seperti selsema di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan semua orang kafir.

Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan meragut keimanan, hinggakan ramai orang yang akan terpedaya dengan seruannya.

Binatang besar yang keluar berhampiran Bukit Shafa di Mekah yang akan bercakap bahawa manusia tidak beriman lagi kepada Allah swt.

Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Maka pada saat itu Allah swt. tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat daripada orang yang berdosa.

Turunnya Nabi Isa alaihissalam ke permukaan bumi ini. Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahadi yang berdaulat pada masa itu dan beliau akan mematahkan segala salib yang dibuat oleb orang-orang Kristian dan beliau juga yang akan membunuh Dajjal.

Keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang akan membuat kerosakan dipermukaan bumi ini, iaitu apabila mereka berjaya menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama dengan pembantu-pembantunya pada zaman dahulu.

Gempa bumi di Timur.

Gempa bumi di Barat.

Gempa bumi di Semenanjung Arab.

Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar. Api itu akan bermula dari arah negeri Yaman.

Mengikut pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari beliau mengatakan: “Apa yang dapat dirajihkan (pendapat yang terpilih) dari himpunan hadis-hadis Rasulullah Saw. bahawa keluarnya Dajal adalah yang mendahului segala petanda-petanda besar yang mengakibatkan perubahan besar yang berlaku dipermukaan bumi ini. Keadaan itu akan disudahi dengan kematian Nabi Isa alaihissalam (setelah belian turun dari langit). Kemudian terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah permulaan tanda-tanda qiamat yang besar yang akan merosakkan sistem alam cakerawala yang mana kejadian ini akan disudahi dengan terjadinya peristiwa qiamat yang dahsyat itu. Barangkali keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah terjadi di hari yang matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya”.

Pelajaran :  

Semoga 10 Tanda-Tanda Kiamat Besar Sudah Dekat Menurut Islam di atas dapat diambil hikmahnya bagi admin sendiri dan orang-orang yang berfikir. Sesungguhnya kiamat itu pasti terjadi dan yang menjadi tugas kita hanyalah terus memperbanyak Ibadah dan menyempurnakan amalan agar kita siap menghadapi mati.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebagian di antara tanda dekatnya hari kiamat adalah diangkatnya ilmu, kebodohan merajalela, khamr ditenggak, dan perzinaan bermunculan -di mana-mana-.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [8/267])

Hadits yang agung ini memberikan pelajaran, di antaranya:

Hancurnya alam dunia ini -dengan terjadinya kiamat- akan didahului dengan hancurnya pilar-pilar penegak kemaslahatan hidup manusia yang menjaga kepentingan dunia dan akherat mereka. Di antara pilar tersebut adalah; agama, akal, dan garis keturunan/nasab. Rusaknya agama akibat hilangnya ilmu. Rusaknya akal akibat khamr. Rusaknya nasab karena praktek perzinaan yang merajalela di mana-mana (lihat Fath al-Bari [1/218)

Hadits ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan kemaslahatan hidup umat manusia. Islam memperingatkan mereka dari hal-hal yang dapat merusak ketentraman hidup mereka. Di antara perkara yang harus mereka perhatikan adalah kewajiban menjaga urusan agama, kejernihan akal, dan kejelasan nasab. Dan itu juga mengisyaratkan bahwa syari'at Islam adalah syari'at yang sangat bijaksana karena ia diturunkan dari Allah al-Hakim (Yang Maha bijaksana).

Dari hadits yang agung ini, kita bisa memetik pelajaran bahwa kehancuran umat ini adalah dengan hancurnya agama, akal, dan nasab mereka. Oleh sebab itu janganlah anda heran jika ternyata musuh-musuh umat Islam (dari kalangan orang kafir dan munafik) begitu gencar berupaya menjauhkan generasi muda kaum muslimin dari al-Qur'an dan Sunnah serta para ulama Rabbani. Mereka sebarkan paham-paham sesat dan pemikiran-pemikiran menyimpang melalui doktrin-doktrin inklusivisme dan kebebasan, yang pada akhirnya akan memporak-porandakan akidah kaum muslimin. Mereka juga giat menyusupkan narkoba dan semacamnya ke tengah-tengah masyarakat Islam, yang pada akhirnya akan melahirkan sosok para pemuda yang tidak bisa memikirkan tujuan hidupnya. Mereka juga giat menyebarkan film-film cabul dan sinetron-sinetron murahan, yang pada akhirnya akan menjerumuskan mereka ke dalam jurang perzinaan! Maka waspadalah wahai saudaraku dari jerat-jerat dan makar mereka. Mereka itulah musuh kita, maka berhati-hatilah darinya

Dorongan untuk menimba ilmu. Ilmu tidak akan diangkat melainkan dengan cara wafatnya orang-orang yang berilmu. Selama masih ada orang yang menimba ilmu maka pengangkatan ilmu -secara total- tidak akan terjadi (lihat Fath al-Bari [1/216]). Di dalam riwayat Ahmad dan Thabrani dari jalan Abu Umamah disebutkan bahwa ketika Hajjatul Wada’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ambillah ilmu sebelum sebelum ia dicabut atau diangkat.” Maka ada seorang Badui yang bertanya, “Bagaimana ia diangkat?”. Maka beliau menjawab, “Ketahuilah, hilangnya ilmu adalah dengan perginya (meninggalnya) orang-orang yang mengembannya.” (lihat Fath al-Bari [1/237-238]).

Hadits ini menunjukkan keutamaan menjaga ilmu, akal, dan kehormatan.

Yang dimaksud terangkatnya ilmu bukanlah dicabutnya ilmu begitu saja dari dada-dada manusia. Akan tetapi yang dimaksudkan adalah meninggalnya para ulama atau orang-orang yang mengemban ilmu tersebut (lihat Fath al-Bari [1/237]). Hal itu sebagaimana telah dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits lainnya dari Abdullah bin Amr al-Ash radhiyallahu’anhuma, “Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu itu secara tiba-tiba -dari dada manusia- akan tetapi Allah mencabut ilmu itu dengan cara mewafatkan para ulama. Sampai-sampai apabila tidak tersisa lagi orang alim maka orang-orang pun mengangkat pemimpin-pemimpin dari kalangan orang yang bodoh. Mereka pun ditanya dan berfatwa tanpa ilmu. Mereka itu sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [8/269])

Hadits ini -beserta hadits lain yang menafsirkannya di atas- menunjukkan kepada kita bahwasanya orang alim -yaitu orang yang memahami ilmu al-Kitab dan as-Sunnah- merupakan aset umat yang sangat berharga. Wafatnya ulama merupakan musibah besar bagi alam semesta. Karena dengan kepergian mereka maka pergi pula ilmu yang mereka miliki. Sehingga hal itu akan menyebabkan cacatnya -pemahaman- agama (lihat Fath al-Bari [1/218]). Tidakkah kita ingat, tatkala sang pemimpin para ulama di atas muka bumi ini -yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- wafat, apa yang terjadi? Ternyata, sebagian bangsa Arab ketika itu kembali kepada agama kekafiran mereka (sebagaimana dikisahkan dalam HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, lihat Syarh Muslim [1/50]). Subhanallah… fitnah kekafiran merebak setelah meninggalnya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidakkah kita juga ingat, apa yang terjadi setelah wafatnya Umar bin al-Khattab radhiyallahu’anhu -salah seorang pembesar ulama sahabat-? Maka datanglah fitnah bertubi-tubi menyerang umat ini bagaikan hempasan ombak lautan yang datang silih berganti (lihat Shahih Bukhari cet. Maktabah al-Iman, Kitab al-Fitan, hal. 1420). Maka demikian pula yang terjadi di masa kita sekarang ini setelah meninggalnya para ulama besar semacam Syaikh al-Albani, Syaikh Ibnu Bazz, Syaikh Ibnu Utsaimin, dan Syaikh Muqbil -rahimahumullah- terjadilah apa yang terjadi.. Fitnah berkecamuk, bahkan di antara sesama penuntut ilmu itu sendiri (lihat at-Tanbih al-Hasan fi Mauqif al-Muslim minal Fitan, hal. 2 karya Syaikh Muhammad bin Abdullah al-Imam). Dalam situasi semacam ini, maka tidak ada solusi yang terbaik selain kembali kepada Allah dengan menyibukkan diri dengan ketaatan kepada-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tetap beribadah di saat harj/fitnah berkecamuk bagaikan berhijrah kepadaku.” (HR. Muslim dari Ma’qil bin Yasar, lihat at-Tanbih al-Hasan fi Mauqif al-Muslim minal Fitan, hal. 5)

Yang dimaksud dalam ungkapan ‘khamr ditenggak- adalah ia diminum secara meluas. Demikian juga, ‘perzinaan bermunculan’ artinya ia tersebar dan merebak kemana-mana (lihat Syarh Muslim [8/267])

Meminum Khamr tidak akan mendatangkan kenikmatan, bahkan sebaliknya pelakunya akan menuai kesengsaraan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang minum khamr di dunia kemudian tidak bertaubat darinya maka dia tidak akan bisa menikmatinya di akherat kelak.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar, lihat Syarh Muslim [7/93]). Beliau juga bersabda, “Setiap yang memabukkan adalah haram. Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla telah menjanjikan bagi orang yang meminum sesuatu yang memabukkan bahwa Allah akan meminumkan kepadanya Thinatul Khabal.” Mereka -para sahabat- bertanya, “Wahai Rasulullah! Apa yang dimaksud Thinatul Khabal?”. Beliau menjawab, “Yaitu keringat penduduk neraka, atau nanah penduduk neraka.” (HR. Muslim dari Jabir, lihat Syarh Muslim [7/92]). Para ulama kita mengatakan, “Barangsiapa yang tergesa-gesa meraih sesuatu padahal belum saatnya, maka justru ia tidak akan mendapatkannya.” Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata, “Barangsiapa -lelaki- yang mengenakan sutera di dunia, maka ia tidak akan memakainya di akherat. Dan barangsiapa yang menenggak khamr di dunia maka ia tidak akan meminumnya di akherat. Sebagaimana halnya orang yang tergesa-gesa menikmati sesuatu yang terlarang baginya akan terhalang mendapatkannya, maka sebaliknya bagi barangsiapa yang meninggalkan sesuatu yang diinginkan oleh nafsunya karena Allah niscaya Allah akan gantikan untuknya sesuatu yang lebih baik di dunia dan di akherat. Barangsiapa yang meninggalkan kemaksiatan kepada Allah sementara nafsunya sangat menginginkannya maka Allah akan gantikan itu semua dengan keteguhan iman di dalam hatinya, perasaan lapang, keberkahan dalam rezkinya, kesehatan bagi tubuhnya. Selain itu dia juga akan memperoleh pahala dari Allah yang tidak bisa digambarkan bagaimana bentuk atau sifatnya. Wallahul musta’an.” (al-Qawa’id al-Fiqhiyah, hal. 39-40)

Apabila kita cermati, ketiga perkara tadi -yaitu kebodohan, khamr, dan perzinaan- maka sesungguhnya yang menjadi akar permasalahan adalah merajalelanya kebodohan di tengah-tengah umat ini. Itulah sebab utama kehancuran masyarakat. Sampai-sampai diistilahkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah bahwa kebodohan ini merupakan daa’un qaatilun (penyakit yang mematikan). Sementara, penyakit ganas ini tidak akan bisa disembuhkan kecuali dengan siraman dalil al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang diajarkan oleh para ulama Rabbani (lihat Syarh Tsalatsat al-Ushul Syaikh Shalih alu Syaikh, hal. 8). Oleh sebab itu, para pendahulu kita yang salih sangat mengagungkan ilmu. Dari Abu Hurairah dan Abu Dzar radhiyallahu’anhuma, mereka berdua pernah berkata, “Sebuah bab tentang ilmu yang kamu pelajari itu lebih kami sukai daripada seribu raka’at sholat sunnah.” (dinukil dari Tajrid al-Ittiba’ karya Syaikh Dr. Ibrahim ar-Ruhaili, hal. 26). Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Menuntut ilmu lebih utama daripada melakukan sholat sunnah.” (dinukil dari Tajrid al-Ittiba’, hal. 27). al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata, “Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa ilmu lebih utama daripada semua amal sunnah adalah: sesungguhnya ilmu itu telah memadukan semua keutamaan amal yang berserakan. Sebab ilmu itu adalah bentuk dzikir yang paling utama -sebagaimana sudah diterangkan di depan-. Dan ia juga merupakan bentuk jihad yang paling utama.” (dinukil dari Tajrid al-Ittiba’, hal. 31). Dari sinilah kita mengetahui bahwa sesungguhnya kemuliaan dan kejayaan umat ini akan kembali jika mereka mau kembali menekuni ajaran Allah dan rasul-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat sebagian kaum dengan sebab Kitab ini, dan akan merendahkan sebagian yang lain karenanya.” (HR. Muslim dari Umar bin Khattab). Suatu saat, sekelompok warga muslim Palestina bertanya kepada seorang Mufti, “Kapankah kita bisa kembali ke Palestina?”. Maka beliau menjawab dengan lugas, “Jika kalian kembali kepada -ajaran- Allah, niscaya kalian akan bisa kembali ke Palestina.” (dinukil dari ceramah Syaikh Dr. Muhammad Sa’id Ruslan, Mata Ta’udu Ilaina Falasthin, hal. 7). Inilah kebangkitan Islam sejati yang ditakuti oleh orang-orang kafir dan munafiki. Inilah kebangkitan yang akan mengguncangkan dunia dan membungkam mulut para durjana! Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. 

Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.


Asalasah ~ Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Akan terjadi fitnah di saat orang yang duduk lebih baik (selamat) daripada orang yang berdiri. Dan orang yang berdiri, lebih baik (selamat) dari orang yang berjalan. Sedangkan orang yang berjalan, lebih selamat dari orang yang berlari. Dan siapa yang mengintainya akan disambar (ditangkap) olehnya, maka siapa yang mendapatkan tempat berlindung daripadanya, maka hendaklah berlindung di tempat itu.” (HR. Bukhari-Muslim).

Saat dunia tak ada lagi tempat bernaung. Saat tiap sudut sirna sudah sebagai tempat berlabuh. Dan tiap insan tak tahu harus kemana berteduh. Itulah hari akhir. Hari Allah, dan hari di mana Allah membalas semua perbuatan-perbuatan kita selama di dunia. Baik amal terpuji, maupun amal tercela. Baik orang miskin, pun orang kaya.

Tak ada lagi kesenjangan sosial di hari itu, sebab semua manusia disibukkan bukan oleh hartanya—namun oleh amalan-amalannya. Sejak saat itulah manusia dibalas sesuai apa yang ia perbuat, amalan-amalan dengan nilai pahala dan dosa yang kecil maupun besar.

Sebelum memasuki Kiamat Kubra, manusia dihadapkan oleh tanda-tanda kiamat. Tanda-tanda kiamat pun variatif. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda, yakni: Pertama, asap. Kedua, Dajjal. Tiga, binatang melata di bumi. Empat, terbitnya matahari sebelah barat. Lima, turunnya Nabi Isa AS. Enam, keluarnya Yakjuj dan Makjuj. Tujuh, gerhana di timur. Delapan, gerhana di barat. Sembilan, gerhana di jazirah Arab dan terakhir, keluarnya api dari Kota Yaman dan menghalau manusia ke tempat penggiringan mereka."

Pertama, Dajjal. Maksudnya ialah bahaya besar yang tidak ada bahaya sepertinya sejak Nabi Adam AS sampai hari kiamat. Dajjal dapat membuat apa saja perkara-perkara yang luar biasa. Dia akan mendakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya buta dan di antara kedua matanya tertulis perkataan 'kafir'.

Tanda kedua, asap akan memenuhi timur dan barat, ia akan berlaku selama 40 hari. Apabila orang yang beriman terkena asap itu, ia akan bersin seperti terkena selesma, sementara orang kafir keadaannya seperti orang mabuk. Asap akan keluar dari hidung, telinga dan dubur mereka.

Tanda ketiga, yakni keluarnya binatang melata yang dikenali sebagai Dabatul Ardh ini akan keluar di Kota Makkah dekat gunung Shafa. Ia akan berbicara dengan kata-kata yang fasih dan jelas. Dabatul Ardh ini akan membawa tongkat Nabi Musa AS dan cincin Nabi Sulaiman AS. Apabila binatang ini memukulkan tongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orangitu 'Ini adalah orang yang beriman'. Apabila tongkat itu dipukul ke dahi orang yang kafir, maka akan tertulislah 'Ini adalah orang kafir'.

Tanda keempat, yaitu turunnya Nabi Isa AS di negeri Syam di menara putih. Beliau akan membunuh Dajjal. Kemudian Nabi Isa AS akan menjalankan syariat Nabi Muhammad SAW.

Yakjuj dan Makjuj juga akan keluar, mereka ini merupakan dua golongan. Satu golongan kecil dan satu lagi golongan besar. Yakjuj dan Makjuj itu kini berada di belakang bendungan yang dibangun oleh Iskandar Zulqarnain.

Sejalan dengan tanda-tanda tersebut, Rasulullah SAW bersabda dalam hadits lain, "Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit saja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi dan merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq."

Allah SWT berfirman, “Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan Hari Kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Hari Kiamat sudah datang?” (QS. Muhammad: 18).

Allah telah memberikan kunci rahasia pada kita, bahwa kiamat akan datang tiba-tiba, tanpa kompromi, dan tiadalah yang mengetahui kapan kiamat itu terjadi, sekalipun Jibril yang senantiasa setia pada Allah. Oleh karenanya, karena kiamat itu tiba-tiba, maka Allah mempersilakan kita untuk memperbaiki amal ibadah. 

Wallahu a'lamu bishshawaab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar