J U B A H
Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh sebagai tempat beribadah, dakwah Islamiyah, situs sejarah dan ikon wisata kota Banda Aceh.
Kamis, 27 September 2018
Jumat, 07 Oktober 2016
Jumat, 02 September 2016
Video Slide kegiatan konter jubah
https://youtu.be/nYxgfdyO7X8
Video Slide kunjungan wisatawan ke Masjid Raya Baiturrahman
https://youtu.be/N2MPt4QMZL8
Selasa, 02 Agustus 2016
Foto gabungan grid Juli 2016
Sabtu, 30 Juli 2016
SYAHDUNYA MENJELANG FAJAR DI KOTA UJUNG SUMATERA
(Sebuah artikel yang pernah disusun beberapa bulan lalu)
Setiap malam menjelang fajar senantiasa bunyi nada alarm ponsel melantunkan musiknya. Sayapun pada saat itu terbangun dan langsung mematikan bunyi alarm tersebut dan walaupun kadangkala mata tidak sanggup membukanya. Pada saat menjelang subuh kali ini saya menulis tulisan ini dan suatu keinginan mengungkapkan bagaimana kesyahduan menjelang waktu fajar di kota yang mem-visikan sebagai model kota madani. Suasana syahdu menjalang fajar bukanlah hanya pada saat ini saja, tetapi setiap waktu sepanjang tahun dan memang begitulah kenyataan yang terjadi dan kita alami.
Pada waktu satu jam menjelang tibanya waktu subuh, dari salah satu Masjid sudah terdengar lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’anul karim. Saya mendengar seorang Qari (pembaca Al-Qur’an) dari kejauhan tetapi dalam keheningan sepertiga malam terakhir ini begitu jelas terdengar. Tidak lama kemudian diikuti oleh Masjid lain yang juga membunyikan lantunan gema Al-Qur’an dengan Qari yang itu juga. Lambat laun gema Al-Qur’an yang terdengar itu dari berbagai Masjid yang ada di kota Banda Aceh sehingga terdengar suara Al-Qur’an yang menggema bersahut-sahutan. Perasaan saya begitu damai saat mengalami suasana seperti ini seakan gema Al-Quran itu sedang memberikan sesuatu yang nyaman di dalam hati dan akan menggerakkan kaki menuju Masjid-Masjid terdekat.
Gema suara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’anul karim itu asalnya dari Masjid Raya Baiturrahman di tengah-tengah kota Banda Aceh. Dari Masjid itulah begitu banyak Masjid-Masjid lain baik dalam kawasan kota Banda Aceh atau berada di wilayah kabupaten Aceh Besar menyiarkannya kembali. Itu disebabkan akan tibanya waktu shalat subuh yang sewaktu dengan kota Banda Aceh dan sekitarnya, dan ini menunjukkan bahwa Masjid-Masjid dalam kota Banda Aceh dan sekitarnya mengambil pedoman tibanya waktu shalat subuh pada Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Beberapa kali saya berada di Masjid Raya Baiturrahman pada saat menjelang tibanya waktu subuh dan beberapa orang Teungku sudah menunggu di teras Masjid. Masuklah beliau ke dalam Masjid dan beberapa saat kemudian terdengar pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran dari speaker Masjid Raya Baiturrahman. Speaker yang dipasang sedemikian rupa di Masjid dan di menara-menara Masjid sehingga suara merdu seorang Qari yang mengiramakan ayat suci Al-Quran menggema ke seluruh kota Banda Aceh. Kemudian Masjid-Masjid lain juga menyiarkan lagi sehingga seluruh kota Banda Aceh dan sebagian wilayah Aceh Besar pada saat itu suara ayat Al-Quran memenuhi seluruh negeri di ujung pulau Sumatera ini.
Beberapa waktu yang lalu saya mendapat informasi bahwasanya Qari yang membaca Al-Qur’an itu ialah Qari-Qari terbaik yang dimiliki oleh provinsi Aceh dan mereka tergabung dalam Himpunan Qari-Qari’ah dan Hafiz Hafizah (HIQQAH) Provinsi Aceh. Sudah berlaku sejak lama di Masjid Raya Baiturrahman pada saat sebelum waktu shalat dilaksanakan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’anul karim kecuali sebelum shalat Isya sebab sesudah shalat magrib dilaksanakan Halaqah Magrib sampai menjelang tibanya waktu Isya. Oleh sebabnya tidak ada pengajian Al-Qur’an sebelum shalat Isya.
Beberapa hari yang lalu saya mendengar pengakuan dari seorang pemandu wisata dalam kegiatan pelatihan di Hotel Rasamala. Beliau seorang bukan saja seorang pemandu wisata tetapi seorang dosen di Universitas Syiah Kuala. Nama beliau Muslim Amiren, M.Info Tech yang pada suatu saat membawa turis dari Eropa. Ketika menjelang tibanya waktu shalat ashar terdengar oleh turis itu suara Al-Qur’an dari Masjid Raya Baiturrahman dan tiba-tiba mereka berhenti sebentar dari berbicara sesama mereka. Pada saat itu mereka berada disekitar pertokoan apotek Kimia Farma di ujung jembatan Pante Pirak. Ternyata para turis dari Eropa itu mengakui bahwasanya ketika mereka mendengar lantunan ayat suci Al-Qur’anul karim itu perasaan mereka begitu nyaman, dan mereka mengatakan tidak pernah sekalipun mereka merasakan perasaan yang seperti itu di tempat-tempat lain.
Saya juga pernah memperhatikan ketika dua orang turis dari Jerman pada waktu menjelang shalat ashar juga, pada saat itu saya sedang bertugas di Konter Jubah dan dulu letaknya di dekat pintu gerbang sebelah pasar Aceh atau tepatnya di bawah pohon geulumpang dan monumen Kohler. Dua orang turis dari Jerman itu setelah mengenakan Jubah dan berdiri didekat pohon kurma, pada saat pembacaan ayat suci Al-Qur’anul karim berkumandang dari Masjid Raya Baiturrahman merekapun terdiam.
Dari uraian pengalaman itu menunjukkan bahwa daya tarik kota Banda Aceh dan khususnya Masjid Raya Baiturrahman pada sisi publikasi suara lantunan ayat suci Al-Qur’an memiliki kekuatan daya tarik tersendiri. Bagi mereka yang mampu merasakan bagaimana syahdunya pada saat menjelang waktu fajar di kota Banda Aceh, dan itu akan menjadi suatu kenangan yang sangat indah dan tersimpan dalam memorial qalbunya.
Oleh: Naisaburi Ilyas
Pengelola Konter Jubah Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Jum’at, 08 April 2016.
Jumat, 29 Juli 2016
Langganan:
Postingan (Atom)